Senin, 27 Desember 2010

BRISINGR


Begitu banyak janji, kesetiaan diuji, dan sekaranglah waktu untuk menepatinya.
Saat pertemuan dengan sepupunya, Eragon telah berjanji untuk menemukan Katrina, tunangan sepupunya, di menara hitam Helgrind tempat Ra’zac. Namun, ternyata tidak semudah dugaanya. Dengan Ra’zac sebagai musuh alami rasnya dan keseluruhan Helgrind adalah ilusi dari Galbatorix. Bisakah sepupunya bertahan? Disini ia belajar, betapa menakutkannya mengetahui nama sejati seseorang, seakan memegang seluruh masa depan, harapan, dan impian orang itu. Tanggung jawab yang ragu untuk disandangnya.
Eragon masih belum melupakan kematian Hrothgar, apalagi dengan kehadirannya sebagai Durgrimst Ingeitum. Orik meminta dukungannya, tapi Nasuada memohon padanya agar memilih Grimstborith dengan kemungkinan paling besar untuk menang, dan menyampaikan permohonan bantuan untuk Varden. Dua janji lagi, di saat yang bersamaan. Bisakah Eragon memilih pilihan yang memuaskan semua pihak?
Ellesmera masih membutuhkan dirinya, janji dengan Oromis mewajibkannya untuk kembali, Eragon pun masih perlu melanjutkan latihannya. Dari saudara seibunya, ia menanyakan tentang kebenaran ayahnya. Baik Oromis dan Saphira menunjukkan kebenaran, jawaban untuk hatinya. Eragon merasa senang karenanya, terlebih karena itulah kebenarannya. Oromis memberitahukan rahasia naga dan misteri dari kekuatan Galbatorix, mengapa ia tidak mau meninggalkan Uru Baen atau tidak bisa untuk meninggalkan Uru Baen. Setelah mendengarnya, Eragon mengerti arti pikiran-pikiran yang minta dilepaskan dari benak Murtagh. Bagaimanapun, ia tidak tega bahkan berpikir untuk melakukannya pada Saphira. Oromis dan Glaedr percaya padanya, dan menyerahkan kekuatan mereka, lalu menuju medan perang.
Christopher Paolini akhirnya berhasil menyelesaikan buku ketiganya September lalu. Novel ini masih menyajikan tampilan yang deskriptif, penuh intrik dan penjelasan yang menarik dalam setiap chapternya. Brisingr adalah nama api dalam bahasa kuno, juga nama sejati dari pedang Eragon. Sebenarnya, seri ini dimaksudkan untuk menjadi trilogi inheritence. Karena jumlah halamannya yang banyak, terpaksa dipecah menjadi dua seri. Eragon dihadapkan pada banyak pilihan, dan hanya satu yang membawa kebahagiaan baginya, seperti ramalan Angela. Yang menarik adalah bagaimana keberadaan dewa-dewa kurcaci, seperti saat-saat pentahtahan raja kurcaci. Eragon merasakan benak yang luas dan luar biasa hebat saat upacara. Sebagai anggota Durgrtimst Ingeitum, ia toh harus belajar iman masyarakat dimana dia menjadi bagiannya.
Setelah Oromis memasuki kehampaan, Glaedr merasa sendirian, seperti Eragon dan Saphira. Pada akhirnya mereka harus menuntaskan kesendirian mereka dan maju mengakhiri perang sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing. Masih ada satu telur naga yang belum menetas. Eragon Shadeslayer dan Arya Shadeslayer bersiap-siap untuk melancarkan serangan mereka ke Ilirea, Uru Baen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar